Pada Hari Sabtu, tanggal 26 November 2011, sekitar pukul 16.20 WITA telah terjadi keruntuhan Jembatan Mahakam II yang terletak di Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Propinsi Kalimantan Timur. Runtuhnya jembatan ini mengakibatkan terputusnya jalur penghubung antara Kota Tenggarong dengan Tenggarong Seberang yang menuju Samarinda.
- Jembatan ini mulai dibangun pada Tahun 1995 dan diresmikan pada Tahun 2001
- Kontraktor Pelaksana : PT Hutama Karya
- Konsultan Perencana : PT Perencana Djaja
- Konsultan Pengawas : PT PCI Consultant.
- Biaya konstruksi : 120 M
- APBD Kabupaten, APBD Propinsi.
- APBN SPL OECF, APBN 1999/2000, Bantuan kabel dan rangka baja.
- DAK Pemeliharaan : 2005, 2008, 2011
- Pelaksana Pemeliharaan 2011 : PT Bukaka
- Tipe Jembatan : Gantung (Suspension Bridge)
- Panjang total Jembatan : 710 m
- Main span : 270 m
- Side span : 100 m
- Approach span : 120 m
- Navigation clearance : 15 m
- Tinggi portal pylon : 53 m
- Lebar jalur lalu lintas : 7 m
- Lebar trotoar : 1 m
- Lebar total jembatan : 9 m
- Vehicle clearance : 5 m
1. STRUKTUR BAWAH :
Jenis fondasi : Tiang pancang baja diameter 600 mm dan 1000 mm.
Pilecap dan kolom portal dengan mutu beton K-225.
2. STRUKTUR ATAS :
Data struktur atas jembatan adalah sebagai berikut :
- Rangka baja : Truss type 45 A Bukaka setara dengan rangka baja Austria.
- Length of truss : 470 m
- Jumlah strands kabel utama : 2 x 19 strands.
- Number of clamps and hanger : 2 x 44 bh.
- Kabel utama produksi luar negeri yang dipesan dari Kanada.
- Kabel penggantung (hanger) produksi luar negeri yang dipesan dari Austria.
- Alat penggantung (unit sadel dan klem) produksi dalam negeri.
- Lantai jembatan komposit baja beton dengan span deck.
- Portal (Pylon) terdiri dari Portal Beton (tinggi 15 m) pada bagian bawah dan Portal Baja (tinggi 38 m) pada bagian atas yang dihubungkan dengan baseplate dan angkur.
A. INFORMASI AWAL SAAT KEJADIAN
- Terdapat aktivitas persiapan perbaikan (Rehabilitasi Jembatan) satu sisi badan jembatan yang dilakukan oleh 6 orang pekerja dari PT. Bukaka.
- Kegiatan dilaksanakan tanpa melakukan penutupan lalu-lintas kendaraan di jembatan.
- Informasi dari Pemda Kabupaten Kutai Kartanegara, ada berita acara akan dilakukan penutupan jembatan selama 21 hari kegiatan pemeliharaan.
- Kegiatan Penutupan Jembatan belum dilaksanakan karena masih dinyatakan sebagai Tahap Persiapan.
- Item pokok kegiatan perbaikan adalah pengecekan, penggantian dan pengencangan baut yang kendor.
- Diindikasikan pada saat terjadi pengencangan baut jembatan, dan beban lalu-lintas kendaraan tetap bekerja, tiba-tiba alat penggantung kabel di bentang tengah lepas dari kabel utamanya.
- Seluruh penggantung kabel vertikal (sadel dan klem) di bentang tengah jebol dan jembatan runtuh, selama kurang lebih 30 detik.
- Data korban dilaporkan 4 orang meninggal, dan kurang lebih 40 orang hilang.
REALITA JEMBATAN SETELAH RUNTUH
- Kabel penggantung utama kondisinya masih utuh.
- Blok dan angkur kabel utama di ujung (abutment) tidak jebol.
- Dua buah portal pylon baja (arah Samarainda dan Tenggarong) masih berdiri walaupun baseplate pada kaki portal baja ada yang sudah sudah tergeser atau terangkat sebagian dari kolom pedestalnya.
- Kolom beton pedestal di bawah kaki portal pylon rata-rata masih utuh hanya ada sedikit bagian yang mengalami spalling selimut beton pada bagian baseplate yang terangkat.
- Fondasi tiang pancang baja dan pilecap-nya masih kelihatan kokoh berdiri menyangga kaki kolom portal beton.
- Seluruh konstruksi rangka (truss) jembatan jatuh beserta kabel penggantung vertikalnya (hanger).
- Hampir semua alat penggantung kabel vertikal (unit sadle and clamp) hancur dan terlepas dari kabel utamanya dan hanya ada satu yang tersisa yaitu yang terletak dekat portal pylon arah ke Samarinda dengan kondisi kabel vertikal (hanger) masih tergantung tetapi klem ujung bawahnya terlepas.
- Tidak dijumpai kabel penggantung vertikal (hanger) yang putus di bagian kabelnya tetapi hampir semua alat penggantung kabel vertikal (unit sadel dan klem) jebol atau patah dan puing-puingnya banyak dijumpai di lapangan.
- Portal baja pylon arah ke Samarinda, salah satu kakinya terangkat sekitar 5 cm pada sisi luar baseplat.
- Kondisi kaki pylon portal baja arah Tenggarong bergeser sekitar 50 sampai 60 cm dari kedudukannya.
HIPOTESIS KEGAGALAN KONSTRUKSI
Berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan di lapangan seperti yang disebutkan di atas, menunjukkan bahwa jatuhnya truss jembatan beserta kabel penggantung vertikal (hanger) terjadi akibat kegagalan konstruksi pada alat penggantung kabel vertikal (unit sadel dan klem) bagian atas yang menghubungkan dengan kabel utama. Bentuk dan detail konstruksi alat penggantung kabel vertikal seperti gambar beikut.
MEKANISME KEGAGALAN
Pada saat konstruksi alat penggantung kabel vertikal (unit sadel dan klem) jebol, maka akan terjadi redistribusi beban yang lebih besar yang disertai impact pada kabel vertikal di sebelahnya yang mengakibatkan konstruksi alat penggantung di sebelanya ikut jebol karena kekuatannya terlampaui. Peristiwa ini menimbulkan efek secara beruntun sampai seluruh truss jembatan dan kabel penggantungnya terlepas dari kabel utamanya. Adanya satu kabel vertikal yang masih tersisa beserta konstruksi alat penggantungnya yang terletak dekat portal pylon diduga pada saat truss jembatan jatuh dan menghantam balok diafragma portal beton, posisi truss miring ke arah sisi depannya sehingga sehingga klem kabel vertikal bagian bawah yang jebol.
Penyebab kegagalan konstruksi alat penggantung kabel vertikal (unit sadel dan klem) perlu diteliti dan dikaji lebih lanjut dan harus dibuktikan secara laboratories yang disertai analisis yang akurat. Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan kegagalan konstrusi tersebut antara lain :
- Kurang baiknya perawatan jembatan yang menyebabkan konstruksi alat penggantung kabel vertikal tidak berfungsi dengan baik dan tidak terdeteksi kemungkinan adanya kerusakan dini.
- Kelelahan (fatigue) pada bahan konstruksi alat penggantung kabel vertikal akibat sering terjadi kelebihan beban (over load) namun masih belum melampaui batas kekuatannya.
- Kualitas bahan konstruksi penggantung kabel yang tidak sesuai dengan spesifikasi dan standar perencanaan.
- Kesalahan prosedur dalam pelaksanaan perawatan konstruksi atau kesalahan dalam menyusun standar operasional dan perawatan konstruksi yang direncanakan.
- Kemungkinan terjadinya penyimpangan kaidah teknik sipil dalam perencanaan karena seharusnya konstruksi alat penyambung (unit sadel dan klem) harus lebih kuat dari kabel penggantung (hanger) yang disambungkan pada kabel utama.
HAL YANG PERLU DILAKUKAN
- Perlu dilakukan uji kualitas material atau bahan konstruksi alat penggantung kabel vertikal (unit klem dan sadel) yang menurut informasi diproduksi lokal dari bahan baja tuang Cast Iron FC-25 untuk bahan sadel dan untuk bahan klem digunakan baja tuang Ductile Cast Iron FCD-60.
- Perlu dilakukan uji fatigue di laboratorium terhadap bahan alat penggantung (sadel dan klem) untuk mengetahui usia pakai bahan yang seharusnya mampu mencapai umur jembatan 50 sampai 100 tahun.
- Perlu dilakukan analisis kekuatan konstruksi alat penggantung kabel vertikal (unit sadel dan klem) terhadap beban mati dan beban lalu-lintas kendaraan yang terjadi dan bagaimana pengaruhnya apabila salah satu atau lebih dari alat penggantung vertikal tersebut tidak berfungsi dengan baik.
- Perlu dilakukan analisis yang akurat dengan model struktur untuk simulasi mekanisme keruntuhan struktur guna membuktikan penyebab keruntuhan truss jembatan akibat kegagalan alat penggantung (clamp and sadle).
- Perlu dibuktikan melalui analisis bahwa dimensi dan spesifikasi bahan alat penggantung kabel vertical (unit sadel dan klem) apakah telah sesuai dengan kekuatan yang disyaratkan dalam menahan beban rencana jembatan.
Untuk lebih jelasnya down load tautan berikut ini : Laporan Investigasi Runtuhnya Jembatan Kutai Kartanegara.
Nasib jembatan 120M ambles, jangan samapai kejadian lain menimpa jembatan2 di Indonesia
BalasHapusPisau Sadap Karet